Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir mulai terjadi pergantian "penguasa" industri telpon seluler. Merk yang dulu disebut "HP sejuta ummat" mulai ditinggalkan karena kalah bersaing dengan handphone pintar yang berbasis android. Terlebih lagi dengan bermunculan berbagai produsen smartphone dengan harga yang "miring". Lambat laun perusahaan yang dulunya merajai industri telpon seluler mesti rela turun tahta dan puncaknya adalah perusahaan tersebut diakuisisi oleh sebuah perusahaan perangkat lunak terbesar diseluruh dunia milik seorang milyuner dari Amerika serikat Bill Gates.
***
Secara singkat apa yang dialami oleh perusahaan tersebut sama seperti ungkapan yang populer di masyarakat yaitu, "kehidupan itu seperti putaran roda, kadang berada diatas kadang berada dibawah" Kondisi yang dialami oleh perusahaan tersebut itu juga sering kali kita temukan dikehidupan yang ada disekitar kita. Atau bahkan kita sendiri pernah merasakannya. Merasakan betapa manisnya saat berada dipuncak kejayaan serta merasakan betapa getirnya saat jatuh tersungkur dalam kegagalan. Dan bahkan, merasakan kegegalan setelah merayakan manisnya kemenangan pun pernah dialami oleh Rasulullah saw seperti yang diabadikan dalam Surat Ali Imran ayat 140 :
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir)
itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
zalim,
(QS Ali Imran : 140)
Ayat diatas menceritakan tentang kondisi ummat islam dalam perang uhud yang mengalami kekalahan, dimana dalam perang ini Rasulullah saw mendapatkan luka dan 70 sahabat mati syahid. Padahal diperang sebelumnya (Perang Badar) ummat islam meraih kemenangan yang gemilang atas kafir quraisy.
Ada pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari surat Ali Imran ayat 140 diatas dan peristiwa kekalahan pasukan muslim didalam perang uhud yang menjadi sebab diturunkan ayat ini. Yaitu bahwa sudah menjadi ketetapan Allah swt bahwa kejayaan dan kehancuran akan dipergilirkan oleh Allah swt. Dan dua kondisi tersebut (kejayaan dan kehancuran) merupakan bentuk ujian yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia untuk menguji keimanan kita. Dimana lulus atau tidaknya dalam ujian tersebut adalah tindakan kita dalam menyikapi dua kondisi tersebut. Maka seorang muslim yang benar imannya dan selamat aqidahnya haruslah bertindak tepat dalam dua kondisi diatas. Yaitu, bersyukur ketika derajatnya diangkat oleh Allah swt dan bersabar saat diuji dengan kesulitan. Bukan malah menjadi sombong disaat menuai keberhasilan dan menjadi kufur serta mengingkari nikmat Allah saat ditimpa kesulitan.
Tegar dan sabarlah tawakal pada-Nya
Jika berlayar disuka cita
Ingatlah tuk selalu syukur pada-Nya
(Potongan Lirik lagu dari Gradasi dengan judul Kupinang Engkau Dengan Al-Qur'an )
Semoga kita semua menjadi muslim yang mampu menjalani setiap ujian yang diberikan oleh Allah swt....
Allahu a'lam bisshowwab