Dan
tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka
ikan-ikan mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan
Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba
mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
(QS Al-A”rah: 163)
Bagi
seorang muslim, ujian yang datang dari Allah swt merupakan sebuah keniscayaan
yang akan mereka hadapi. Karena ujian tersebutlah sebagai penanda antara orang
– orang yang beriman dan tidak. Dengan ujian yang ada itulah kualitas pribadi
seseorang dapat diukur. Bahkan setelah sebuah ujian berhasil dilewati oleh
seseorang maka ia akan menghadapi ujian lainnya yang jelas dari segi bobot
kesulitan akan jauh lebih berat. Karena ketika seseorang telah mampu menghadapi
ujian maka ia seperti seorang pelajar yang sudah “naik kelas” dan barang tentu
akan tetap ketemu lagi dengan ujian dikelas berikutnya yang lebih tinggi.
Ujian
yang ada tidak akan bisa kita selesaikan dengan cara menghindar. Karena
kemanapun kita berlari,dimanapun kita bersembunyi ujian itu akan tetap bisa
mengejar kita, akan tetap bisa menemukan kita. Karena bagi orang – orang yang
lurus aqidahnya,ujian datangnya dari Allah swt. Dan Allah swt maha kuasa untuk
mengatur segala apa yang ada dilangit dan dibumi. Allah swt maha mengetahui apa
yang ada dilangit dan dibumi,sehingga tidak ada ruang lagi bagi kita untuk
sembunyi. Allah swt maha berkehendak,sehingga segala sesuatu akan terjadi sesuai
kehendakNya.
Kita
tidak bisa menghindar dari masalah dan ujian,sehingga hal yang paling logis
yang bisa dilakukan oleh manusia dalam menyikapi ujian yang ada adalah
“menghadapinya”. Ya, ujian tersebut harus dihadapi dan kita harus menjadi
pribadi yang berhasil melewati ujian yang ada. Hadapilah ujian yang ada dan
jadilah pribadi yang unggul dengan cara mampu menyelesaikan ujian yang
diberikan Allah swt. Jangan menjadi pribadi yang lemah dengan larut dalam
kegalauan meratapi diri yang sedang ditimpa ujian. Janganlah menjadi pribadi
yang lemah dengan jalan menjauhkan diri dari Allah swt. Karena ciri orang yang
berhasil menghadapi ujian dengan baik adalah kualitas pribadinya jauh lebih
baik sebelum ditimpa ujian.
Kita
memang tidak bisa menolak datangnya ujian dari Allah swt, tapi setidaknya
melalui ayat – ayat cintaNya, Allah swt telah memberikan gambaran seperti apa
ujian itu akan diberikan kepada hambaNya. Dalam potongan ayat diatas kita
menemukan kalimat “Demikianlah
Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” Sepertinya Allah swt hanya akan menguji kita pada titik terlemah
seorang manusia. Pada ayat diatas menceritakan tentang orang – orang yang malas
beribadah pada hari sabtu,karena pada hari itulah justru ikan banyak datang.
Karena
itu mari melihat dimana titik lemah kita. Menyadari dimana kelemahan diri kita
itulah cara awal kita agar dapat menghadapi setiap ujian yang akan datang
menghampiri. Ayat ini mengajarkan kita, ujian datang di titik lemah. Siapa yang
lemah di bidang lawan jenis, seks dan segala yang sensual tidak diuji di bidang
keuangan, kecuali ia juga lemah disitu. Yang lemah dibidang keuangan, jangan
berani-berani memegang amanah keuangan kalau kamu lemah di uang hati-hati
dengan uang. Yang lemah dalam gengsi, hobi popularitas, riya’ mungkin– dimasa
ujian – akan menemukan orang yang terkesan tidak menghormatinya. Yang lidahnya
tajam dan berbisa mungkin diuji dengan jebakan-jebakan berkomentar sebelum
tabayun.Yang lemah dalam kejujuran mungkin selalu terjebak perkara yang membuat
dia hanya ‘selamat’ dengan berdusta lagi. Dan itu arti pembesaran bencana.
Maka
setelah kita mengenal dimana kelemahan diri kita, hal selanjutnya yang haus
dilakukan adalah menumbuhkan azzam yang kuat untuk melewati setiap ujian
tersebut. Kalau mereka bisa melewatinya dengan azam yang kuat, akan seperti
kapal pemecah es. Bila diam salju itu tak akan me-nyingkir, tetapi ketika kapal
itu maju, sang salju membiarkannya berlalu. Kita harus menerobos segala hal
yang pahit seperti anak kecil yang belajar puasa, mau minum tahan dulu sampai
maghrib. Kelezatan, kesenangan dan kepuasan yang tiada tara, karena sudah
berhasil melewati ujian dan cobaan sepanjang hari.
No comments:
Post a Comment