Menjadi
seorang aktivis dakwah bukanlah sebuah proses instan. Dimana seseorang untuk
menyandang predikat aktivis dakwah harus menjalani sebuah proses panjang yang
bahkan akan berlangsung seumur hidup (madal hayah) yaitu proses tarbiyah.
Dimana dalam tarbiyah itu sendiri ada tiga aspek yang menjadi perhatian. Yaitu,
aspek Ruhiyah,fikriyah dan jasadiyah. Ketiga hal tersebut menjadi perhatian
dalam tarbiyah karena ketiga hal tersebut adalah modal dasar yang harus
dimiliki oleh seorang aktivis dakwah untuk menjalani setiap aktivitas kebaikan
dalam kehidupannya sehari – hari. Perkembangan ketiga aspek tersebut harus
berlangsung secara seimbang, karena jika terjadi ketimpangan dalam perkembangan
ketiga aspek tersebut maka akan berdampak pada aktivitas yang dijalani oleh
seorang aktivis dakwah.
Ruhiyah,
jasadiyah dan fikriyah merupakan modal dasar bagi seorang aktivis dakwah.
Karena berangkat dari ketiga hal itulah seorang aktivis dakwah akan bergerak
melakukan perubah baik bagi dirinya sendiri,orang lain serta lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itulah mengapa ketiga aspek ini menjadi perhatian besar
dalam tarbiyah. Perkembangan ketiga aspek ini telah semuanya masuk dalam
perangkat – perangkat tarbiyah seperti, liqo’, tasqif, mabit, daurah, ri’lah
ataupun mukhayyam. Semua perangkat – perangkat tersebut memiliki tujuan untuk pengembangan ketiga
aspek tersebut.
Oleh
karena itulah penting bagi selluruh aktivis dakwah untuk dapat memahami aspek
dasar yang harus ia miliki untuk menunjang setiap aktivitas dakwah yang ia jalani.
Karena ketiga hal ini dapat terjaga dengan baik, maka akan diikuti dengan
peningkatan dari kuantitas dan kualitas aktivitas dakwah seorang aktivis.
Begitu juga sebaliknya, jika terjadi kemunduran dari ketiga aspek tersebut maka
dapat menyebabkan kemunduran aktivitas dakwah dari seorang aktivis.
Sudah
banyak contoh yang terjadi dilapangan, seorang aktivis dakwah yang mundur
secara perlahan – lahan dikarenakan ketidak mampuannya dalam menjaga salah satu
dari aspek ruhiyah,fikriyah ataupun jasadiyahnya. Hal itu nyata dan ada serta
sangat dekat dengan kita. Jadi, sudah menjadi kewajiban bagi seorang aktivis
dakwah untuk selalu menjaga ketiga aspek ini dalam dirinya. Karena hal ini
adalah modal dasar bagi dirinya.
1. Aspek
Ruhiyah
Dalam dakwah, peranan para manusianya (para aktivis
dakwah/da’i) sangatlah vital. Dakwah dapat tumbuh ataupun hancur di tangan para
da’inya. Seberapa besar kecintaan dan kedekatan mereka kepada Allah SWT,
kekokohan ukhuwah sesamanya, dan kecintaan berjihad di jalan-Nya sangat menentukan
keberhasilan dakwah. Kecintaan terhadap Allah swt tercermin dalam kondisi
ruhiyah dari aktivis dakwah tersebut.
Kekokohan ruhiyah dan kedekatan para aktivis dakwah kepada Allah swt
terejawantahkan dalam amalan – amalan yaumi yang dilakukannya.
“Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai
mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap
orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang
berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. “
(QS. Al-Maidah : 54)
Sejarah telah mencatat sebuah generasi terbaik dalam
sejarah perkembangan dakwah islam,yaitu generasi para sahabat dan generasi
tabi’in. Mereka diibaratkan sebagai singa di siang hari dan sebagai seorang
abid di malam hari. Mereka begitu bersemangat seakan – akan memiliki kekuatan
sebesar singa untuk menyebarkan dakwah dan berperang dijalan Allah disiang
hari. Tetapi dimalam hari mereka bercucuran air mata karena larut dalam
kekhusyukan qiyamullail yang mereka kerjakan. Mereka ditengah kesibukkan yang
luar biasa dalam aktivitas dakwah yang dilakukan oleh para sahabat, tetapi
semua aktivitas yang dilakukan para sahabat tidak mengurangi kedekatan mereka
kepada Allah swt. Bahkan aktivitas dakwah telah menjadikan mereka semakin dekat
dengan Allah swt.
Setiap aktivis dakwah harus dapat menjaga kualitas
ruhiyah dalam dirinya. Penjagaan terhadap ruhiyah ini akan tercermin dalam
kuantitas dan kualitas dalam amalan yaumi yang ia lakukan. Seorang aktivis
dakwah harus mampu menjaga kuantitas dan kualitas amalan yaumi-nya karena
itulah cerminan dari kualitas ruhiyah dari seorang aktivis dakwah. Seperti yang
pernah dilakukan oleh para sahabat yang tetap bisa larut dalam kekhusyukan
qiyamulail walaupun disiang harinya mereka berjuang begitu keras demi
menegakkan agama Allah swt.
Jangan sampai kesibukkan dari seorang aktivis dengan
agenda – agenda dakwah mengakibatkan dia menjadi lalai dalam menjaga amalan
yaumi nya. Jika hal itu yang terjadi maka aktivis dakwah tersebut telah melakukan kesalahan besar dalam memahami
hakekat dakwah itu sendiri. Karena seharusnya setiap aktivitas dakwah yang
dilakukan oleh seorang aktivis dakwah paling awal dampaknya harus dirasakan
oleh si aktivis dakwah itu sendiri. karena jika ia larut dalam agenda – agenda
dakwah tetapi lalai dalam menjaga ruhiyah dan amalan yaumi maka ia tidak akan
bertahan lama dalam agenda – agenda dakwah tersebut. Sebab hatinya akan menjadi
kering karena telah memberikan banyak hal namun lupa untuk mengisi lagi hatinya
dengan amalan – amalan yaumi. Akibatnya ketika mendapatkan sehuah benturan
dalam agenda dakwah yang dijalaninya, ia akan mudah sekali jatuh dalam juran
kefuturan.
Kondisi ruhiyah yang palin minimal, akan menjadi
“imunitas” bagi seorang aktivis dakwah. Maksudnya ruhiyah dari seorang aktivis
dakwah akan dapat menjaga para aktivis dakwah daris segala “virus – virus’ yang
dapat merusak semangat dari para aktivis dakwah. Kondisi ruhiyah yang lebih tinggi l;agi dapat
menjadi “tameng” bagi para aktivis dakwah. Artinya ruhiyah dapat menangkal
segala bentuk hal yang dapat menyebabkan aktivis dakwah menjadi futur.
Terakhir, kualitas ruhiyah yang baik akan bisa menjadi “senjata” bagi para
aktivis dakwah.
Selanjutanya mengapa penjagaan terhadap amalan yaumi
dan ruhiyah menjadi aspek yang penting dari tabiyah dan dakwah adalah agar kita
terhindar dari golongan orang – orang yang dibenci oleh Allah swt seperti yang
diungkapkan dalam Al qur’an surat as shaff ayat 3
Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan. (As Shaff :3)
Ikhwafillah, berdakwah berarti mengajarkan serta
mengajak orang – orang kepada Allah swt. Makaakan menjadi hal yang sangat lucu
jika ada seorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah, sibuk dalam agenda –
agenda dakwah bahkan memiliki binaan akan tetapi ia tidak mampu menjaga amalan
yaumi serta ruhiyahnya. Lucu karena jangankan untuk menyentuh dan mempengaruhi
orang lain, dirinya pun masih jauh dari apa yang ia katakan atau ia jarakan
kepada binaan – binaannya.
Selain itu, orang – orang yang seperti ini termasuk
kedalam golongan yang sangat dibenci oleh Allah swt seperti yang telah
dituliskan dalam ayat diatas. Allah swt sangat membenci orang – ornang yang
hanya mampu mengatakan sesuatu tetapi tidak mampu dan tidak mau berusaha untuk
mengejawantahkan perkataannya dalam bentuk tindakan nyata dilapangan.
Alasan selanjutnya mengapa penjagaan terhadap
ruhiyah ini menjadi salah satu aspek penting dari dakwah adalah karena hal ini
merupakan syarat utama tercapainya kemenangan dakwah. Ikhwafillah, telah banyak
contoh yang dapat dijadikan pelajaran, dimana dengan keberhasilan dalam menjaga
kualitas ruhiyah maka Allah swt akan menurunkan bantuanNya agar kemenangan dakwah
dapat diraih. Salah satu contohnya adalah perang Badar yang dijalani oleh
Rasul. Atau contoh lainnya, dimana Muhammad Al fatih selalu berusaha menjaga
ruhiyah pasukannya dengan cara membiasakan pasukannya untuk mengerjakan
qiyamullail.
apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (An Nashr :1-3)
ikhwafillah,pertolongan Allah swt dalam meraih
kemenangan dakwah hanya akan diberikan kepada orang – orang yang memiliki
kedekatan kepada Allah swt. Kedekatan ini hanya dapat dibangun melalui kualitas
ruhiyah yang mantab dan tercermin dalam kualitas serta kuantitas amalan yaumi
yang bagus. Oleh karena itu, penting bagi setiap aktivis dakwah untuk selalu
menjaga kedekatannya kepada Allah azza wa jalla, karena ialah yang menentukan
keberhasilan dari kerja – kerja kita dan Allah swt adalah sebaik – baik
penolong.
No comments:
Post a Comment