Kami
kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri[875],
lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi;
kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau
demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran."
(QS Al Kahfi : 13 – 14)
Masa muda adalah masa keemasan dalam fase
kehidupan manusia. Karena pada fase inilah seorang manusia memiliki segalanya. Pada
masa muda inilah kondisi tubuh manusia berada pada kondisi terbaik. Pada masa
muda inilah semangat yang dimiliki begitu tinggi. Dan pada masa muda inilah
cita – cita besar menggantung 5 cm didepan mata mereka. Pada masa muda inilah
sejatinya seluruh potensi yang ada dalam diri manusia terkumpul. Kekuatan fisik,kekuatan
visi dan cita – cita serta kekuatan semangat. Sehingga tidak heran,setiap
cerita perubahan masyarakat. Setiap kisah perjuangan sebuah masyarakat akan ada
peranan pemuda didalamnya.
Dan dalam Al Qur’an Allah menyelipkan satu
surat yang berisi tentang perjuangan dan kisah heroisme pemuda. Dalam surat
ini,surat Al Kahfi, Allah swt memuliakan para pemuda. Allah swt dengan gamblang
mengabarkan kepada seluruh umat islam, bagaimana kemuliaan mereka para pemuda dihadapan
Allah swt. Tetapi yang mesti kita pahami adalah kemuliaan yang mereka dapati
bukanlah tanpa syarat. bukanlah sesuatu yang secara Cuma – Cuma diberikan oleh
Allah swt. Setidaknya dalam ayat diatas Allah swt telah menggambarkan beberapa
karakter yang dimiliki oleh para pemuda
gua (Ashabul Kahfi) sehingga mereka layak mendapatkan kemuliaan dan nama mereka
abadi didalam Al Qur’an.
Dari ayat ke 13 dan 14 dalam surat Al Kahfi
Allah menceritakan kepada Rasul tentang kisah pemuda gua. Serta Allah swt
memberitakan apa yang mereka miliki dan lakukan, sehingga kisah mereka layak
dan patut tercantum didalam Al Qur’an dan menjadi pelajaran bagi seluruh umat
islam. Dalam Ayat yang ketiga belas Allah swt mengatakan “....Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda
yang beriman kepada Tuhan mereka...”. Artinya apa? Keimanan kepada Allah
swt merupakan karakter pertama dan utama yang harus dimiliki oleh siapapun dan
kapapun untuk meraih kemuliaan dimata Allah swt. Keimanan merupakan syarat
utama, tidak bisa ditawar – tawar lagi. Karena keimanan kepada Allah merupakan
pintu gerbang dari Agama Allah swt. Keimanan kepada Allah swt menjadi entry point bagi siapa saja yang mengaku beragama islam. Sehingga
wajar saja jika karakter keimanan merupakan menjadi hal pokok dalam meraih kemuliaan
dimata Allah swt.
Selain itu,keimanan menjadi syarat mutlak agar
setiap kebaikan yang dilakukan bernilai pahala dimata Allah swt. Sebanyak apapun
kebaikan yang kita lakukan itu tidak akan memberikan nilai apa – apa dimata
Allah swt jika si plekaunya tidak memiliki keimanan kepada Allah swt. Sebaliknya,
setiap kebaikan yang dilakukan oleh pribadi yang beriman kepada Allah swt
berpeluang untuk diganjar dengan pahala dmata Allah swt. Dalam sebuah hadist
Rasul mengatakan ” Man
qala Lailaha illallah, dakhalal jannah” (barangsiapa yang mengucapkan “Tiada
tuhan selain Allah” akan memperoleh syurga). Tidak pernah dalam sejarah Allah
swt memberikan kemuliaan kepada orang – orang yang tidak memiliki iman didalam
dadanya. Oleh karena itulah karakter kemuliaan yang pertama dimiliki oleh
ashabaul kahfi adalah keimanan kepada Allah swt.
Masih diayat yang ketiga belas Allah
mengatakan “...dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk”. Dari potongan ayat ini dapat
digambarkan bahwa mereka (ashabul kahfi) merukan orang – orang yang mengetahui,
orang – orang yang memahami tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka adalah
orang – orang yang memiliki ilmu tantang jalan mana yang benar yang harus
mereka tempuh. Artinya ashabul kahfi merupakan orang – orang yang diberikan
Allah ilmu dan pemahaman. Dan memiliki ilmu serta pemahaman merupakan karakter
yang kedua yang dimiliki oleh ashabul kahfi.
Iman merupakan sesuatu hal yang fundamental
bagi setiap umat islam. Iman merupakan landasan perjuangan bagi setiap umat
islam. Tetapi perjuangan tidak hanya cukup dengan keimanan saja. Perjuangan juga
harus dilakukan dengan pemahaman dan pengetahuan tentang apa yang harus
dilakukan. Keimanan juga harus dibarengi dengan pemahaman agar keimanan yang
kita miliki tidak mudah digoyahkan, agar keimanan yang sudah ada dalam dada
kita mampu terjaga dengan baik dan agar keimanan yang ada dalam diri kita tidak
mudah diselewengkan oleh musuh – musuh islam. Bukankah salah satu syarat
diterimanya ibadah oleh Allah swt adalah kesesuaian amal ibadah kita dengan
syariat. Dan agar apa yang kita lakukan ini sesuai dengan syariat,maka dibutuhkan
ilmu dan pemahaman yang benar tentang syariat itu sendiri.
Karakter yang ketiga dari ashabul kahfi adalah
“keteguhan Hati”. Pada ayat yang ke empat belas Allah swt mengatakan “Dan Kami meneguhkan hati mereka
diwaktu mereka berdiri”. Ini merupakan karakter yang dimiliki oleh seluruh
manusia yang berjalan dan berjuang dijalan Allah swt. Keteguhan hati,merupakan
hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memilih islam sebagai
jalan hidupnya. Karena menjalankan kehidupan dijalan Allah swt bukanlah sesuatu
yang mudah. Karena jalan ini tidak ditaburi oleh bunga – bungan yang indah. Tetapi
berjuang dan menjalani kehidupan di jalan Allah swt, kita akan dihadapkan
dengan kesulitan,cobaan dan ujian. Di jalan ini pula akan banyak onak dan duri
serta rintangan yang sewaktu – waktu dapat membuat luka. Menjadi sunatullah
bahwa setiap orang yang beriman akan mendapatkan ujian sebagai pembuktian dari
keimanannya. Dan hanya orang – orang yang mampu meneguhkkan keimanan yang ada
didalam dada merekalah yang akan mampu melweati setiap ujian yang ada.
Keteguhan hati tidaklah muncul dengan sendirinya.
Karena sebenarnya keteguhan hati muncul dari pemahamanan yang kita miliki
tentang jalan ini. Keteguhan hati muncul dari pengetahuan tentang resiko yang
akan dihadapi jika kita memilih jalan keimanan kepada Allah swt dan dakwah
sebagai jalan hidup. Dan keteguhan hati juga bisa muncul dari pemahaman tantang
apa yang akan kita dapatkan sebagai balasan dari allah swt atas setiap
pengorbanan dan luka dijalan ini. Sehingga kalo kita sudah mengetahui apa yang
akan kita dapatkan,besarnya balasan disisi Allah maka setiap halangan tidak
akan bersa berat. Dan setiap ujian tidak akan merasa sulit serta setiap
pengorbanan tidak akan pernah sia – sia.
Dalam ayat ke empat bela,Allah swt
menceritakan ..” lalu
mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami
sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia..”. sejarah telah mencatat bahwa
ashabul kahfi hidup pada masa Raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan
menyombongkan diri. Tetapi kezaliman dan kesombongan dari sang raja tidak
membuat ashabul kahfi menjadi diam dan membiarkan kemungkaran yang terjadi
secara nyata dihadapan mereka. Dengan keberanian yang besar mereka menyerukan
kebaikan yang mereka miliki kepada raja dan seluruh masyarakatnya. Mereka menyeru
kepada raja akan keesaan Allah swt dan kekuasaan Allah swt. Untuk menghentikkan
kesombongan dan kezaliman raja tersebut. Dan agar supaya raja beserta seluruh
kerajaannya beriman kepada Allah swt semata.
Inilah karakter
ke empat dari ashabul kahfi ‘melakukan kerja dakwah”. Sebagaimana kita ketahui
bahwa iman itu tidak cukup hanya ada didalam hai dan di ucapakan melalui lisan.
Tetapi iman juga mesti di ejawantahkan dalam amal dan kerja nyata. Menyeru kepada
raja yan zalim bagi ashabul kahfi merupakan pengejawantahan dari keimanan yang
kokoh didalam diri mereka. Bahkan kewajiban melakukan kerja dakwah itu tidak
hilang meski kita hidup pada wilayah yang amat buruk kondisinya. Atau mungkin
ketika para aktivis dakwah merupakan minoritas diwilayah tersebut. Dakwah juga
harus tetap dilakukan meski resiko besar akan sangat mungkin kita temui,
seperti yang dilakukan oleh ashabul kahfi.
Dakwah mesti
didasarkan atas keimanan sebagai landasan kehidupan umat islam. Dan dilakukan
dengan ilmu serta pemahamanan agar hasil yang didapatkan lebih produktif
(muntijah) serta penting bagi setiap orang yang mengambil peran dijalan dakwah
untuk memiliki keteguhan didalam hati mereka, sebab musuh – musuh islam tidak
akan pernah senang atas apa yang mereka lakukan sehingga akan melakukan
berbagai cara untuk menjatuhkan para da’i. Mulai dari cara yang paling halus
seperti godaan dengan harta,tahta dan wanita untuk meninggalkan dakwah ini. Sampai
dengan cara – cara yang paling kasar dan kejam, baik itu siksaan secara
fisik,intimadasi secara psikologi bahkan sampai pada fitnah – fithanh yang
keji.
No comments:
Post a Comment