Thursday 10 June 2010

ADK DAN KETAATAN

Yuanda

T.kimia 08

ADK dan Ketaatan

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿١١٠﴾

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.( Ali Imran : 110)

Ayat diatas adalah salah satu landasan yang digunakan oleh aktivis dakwah, tak terkecuali oleh aktivis dakwah kampus. Dalam ayat Ali imraan ayat 110 tersebut dikatakan bahwa :

1. Umat nabi muhammad adalah umat yang beruntung dibandingkan dengan umat nabi terdahulu.

2. Umat nabi Muhammad memiliki tugas untuk menyeru manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran serta mengajak beriman kepada Allah swt.

3. Diantara ahli kitab ada yang beriman kepada Allah swt dan ada yang berbuat fasik.

Sudah jelas bahwa menyeru kepada yang ma’ruf , mencegah dari kemungkaran serta mengajak beriman kepada Allah swt adalah sebuah kewajiban.





وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"(Q.s Al - Fussilat : 33)



Ayat diatas dengan tegas mengatkan bahwa perkataan yang paling baik adalah perkataan yang menyeru kepada Allah swt, serta mengajak untuk beramal saleh. Dimana pengertian dari “menyeru kepada Allah “ adalah sebuah pekerjaan dakwah.

Jelas sudah dua ayat diatas adalah alasan dari para aktivis dakwah bekerja. Dimana pekerjaan mereka adalah menyeru kepada Allah ayat diatas dalah sebagian dari banyaknya yat dalam Al-qur’an yang menyuruh umat islam untuk melakukan kerja dakwah.

Inti sari dari dakwah yang dilakukan oleh para aktivis dakwah adalah mengajak umat manusia kepada Allah swt, dimana aplikasi dari mengajak kepada Allah swt adalah mengerjakan perintah Allah swt serta menjauhi segala laranganNya. Para aktivis dakwah memiliki kewajiban untuk mengajak orang – orsng yang ada disekitarnya kepada Allah swt. Demikian juga dengan para aktivis dakwah kampus (ADK) mereka memiliki kewajibian dilingkukngan kampus tempat mereka menimba ilmu.



Perhatikan ayat berikut ini :

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١﴾يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٢﴾كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٣﴾إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ ﴿٤﴾

Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Ikhwanfillah sudah menjadi tugas dari para ADK untuk berdakwah ( menyeru ) kepada Allah swt. Namun perlu disadari pula oleh para ADK tersebut bahwa selain memiliki kewajiban menyeru kepada Allah swt, mereka (ADK) haruslah mengerjakan apa yang mereka serukan tersebut. Seperti yang jelas trecantum dalam surat As-Saff diatas.

Dalam ayat tersebut dangan tegas Allah swt mengatakan bahwa Allah sangat membenci orang – orang yang mengatakan apa yang tidak dilakukan. Oleh karena itulah perlu disadari oleh para ADK untuk memperbaiki kualitas dirinya dalam segi keimanan dan ibadah hariannya (amalan yaumi).Jadi, setiap ADK selain wajib mnyeru kepada Allah swt, mereka juga memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang mereka serukan ttersebut. Dengan kata lain mereka wajib untuk selalu mendekatkan dirinya kepada Allah swt. Dengan kata lain setiap ADK wajib untuk menjaga ketaatanNya kepada Allah swt.

Keep unity

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”( ali imran : 103 )



ayat diatas berisi perintah dari Allah swt untuk berpegang teguh pada tali Allah ( agama ). dimana maksugnya adalah kita diperintahkan untuk bersatu dalam satu ikatan yaitu dien ( agama ) Allah swt yaitu agama islam. Dan dilanjutan ayat tersebut kita diingatkan ketika umat terdahulu ( kaum jahiliyah ) hidup dengan bermusuh – musuhan.

Ada dua hal yang dapat kiat simpulkan dari ayat ini mengenai perstuan diantar umat islam. Pertama, persatuan merupakan perintah dari Allah swt yang turun langsung dari allah melalui malaikat jibril dan tercatat didalam al-qur’an. Hal ini berarti tetap bersatu didalam agama Allah merupakan perbuatan ( amalan ) yang wajib hukumnya, seperti shalat, puasa, dan ibadah wajib lainnya. Sebagai umat islam yang ta’at sudah seharusnya kita menjalankan perintah dari Allah swt termasuk menjaga persatuan diantara sesama umat islam. Sungguh dosa yang sangat besar jika sampai bermusuh – musuhan dengan saudara kita sendiri sesama muslim.

Dilanjutan ayat tersebut Allah menunjukkan kehidupan masyarakat jahiliyah. Masyarakat jahiliyah hidup dengan bermusuh – musuhan dan dalam keadaan bercerai berai ( tidak ada persatuan diantara mereka )

Diayat lain Allah menjelaskan :

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,” ( ali imran : 105 )

Jadi, pilihan ada ditangan kita sendiri, apakah kita mau menjaga persatuan yang merupakan perintah dari Allah swt. Ataukah kita mau hidup dengan bermusuh – musuhan yang notabene merupakan sifat orang – orang jahliyah dan pasti akanmendapatkan sikasaan yang berat dari Allah swt. The choice is your’s?

qiyadah wal jundiyah

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan bantulah mereka dengan cara yang baik (An-Nahl: 125)

Ayat di atas merupakan salah satu perintah yang menunjukkan wajibnya berdakwah. Termotivasi dari seorang sahabat tentang sejauh mana sikap sami’na wa atho’na pada seorang qiyadah..

… sami’na wa atho’na pada qiyadah sudah seharusnya dilakukan. Namun.. tetap dengan catatan sejauh mana kebermanfaatannya untuk kemaslahatan umat. Belajar taat dengan menumbuhkan tsiqoh bil qiyadah (percaya pd pemimpin) dengan cara interaksi langsung sehingga melahirkan kebersihan hati, loyalitas dan pengakuan akan keluasan wawasan dari sang qiyadah tersebut.

Semoga simbiosis mutualisme antara qiyadah wal jundiyah yang dibingkai atas nama dakwah ini kan berbuah mardhotillah. Sebab.. meski konsep tertata rapi, prinsip dan sistem yang matang, namun ketika motor penggeraknya tidak ada, ya sama saja.. stagnan atau parahnya berhenti.

Ketaatan bisa direfleksikan dari ruhul istijabah (semangat menjawab seruan). Ketika qiyadah kita mengamanahi untuk melaksanakan sesuatu.. ya.. kita mencoba tanggap.. segera melaksanakan amanah tersebut. Ini akan berguna bagi kita kelak atau saat ini khususnya dalam nya’bi (dakwah masyarakat) yang menuntut kepekaan sosial yang tinggi.

Tidak mudah memang.. apalagi seorang kader ideal (sebagai catatan kader kampus) yang dituntut organisasi baik, dakwah baik, akademis baik. Tapi itulah jalan manis yang harus dilalui untuk membiasakan kita dengan hal-hal yg luar biasa. Dan akhirnya kita menjadi orang luar biasa.

Sekali lagi… qiyadah juga insan biasa dengan segala alpa. Berlatih untuk tidak terpatok pada figuritas seseorang, termasuk qiyadah kita sekalipun. Karena.. semisal muncul sedikit kesalahan pada dirinya.. yang timbul adalah rasa kecewa

Dakwah yang berasal dan bertujuan hanya pada Allah. Parameter keberhasilan dari dakwah tersebut adalah semakin dekatnya subjek dakwah kepada Allah dan tercerahkannya objek dakwah sehingga ingin mendekatkan diri pada Allah.

Oleh karena itu, seorang Qiyadah haruslah:

1. Memiliki keikhlasan kepada Allah sehingga memiliki ikatan yang kuat dengan Allah. Ia juga tidak boleh meminta jabatan tersebut dan tidak boleh berambisi menduduki jabatan tersebut, karena bagi seorang muslim HARAM hukumnya menginginkan suatu jabatan tetapi WAJIB mempersiapkan diri untuk suatu jabatan. Segala keputusannya disandarkan kepada hasil syuro jamaah.

2. Adanya ikatan hati dengan jundi. Karena hanya dengan ikatan hati sesorang dapat menggerakan orang lain hingga batas maksimalnya. Karena seseorang tidak akan bisa memimpin orang lain dengan baik dan benar jika dia tidak mencintai orang lain tersebut karena Allah.

3. Membuat jundi bisa lebih baik dari dirinya. Dengan kata lain seorang qiyadah harus memiliki fungsi kaderisasi sehingga keberlangsungan roda lembaga dakwahnya bisa terus berputar. Bahkan hasil dari kaderisasinya harus bisa melebihi kompetensi dirinya sehingga kepengurusan selanjutnya bisa menjadi lebih baik dan terus lebih baik.

Semoga kita ‘MUSLIM’ bisa memimpin bangsa ini menuju suatu keadaan yang lebih baik. Semoga kita bisa membawakan cahaya ISLAM kepada kejahiliyyahan yang saat ini ada pada bangsa ini…

Arah dan tujuan kita jangan berubah. Langkah harus semakin tegap. Karena perubahan adalah kepastian. Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang. Jangan sibuk dengan hal tidak penting. Lenyapkan keraguan. Dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.