Wednesday 27 June 2012

KEGAGALAN MENGAJARKAN KITA BERSABAR DALAM PROSES


Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak ada didunia ini yang tidak pernah merasakan kegagalan dalam hidupnya. Selama orang tersebut pernag merencanakan sesuatu, melaksanakan rencananya, maka saya berani mengatakan orang itu akan pernah merasakan kegagalan. Namun tapi seberapa besar tingkat kegagalan yang dialami oleh sesorang mungkin berbeda – beda. Ada orang yang gagal dalam tahap perencanaan, ada juga yang mengalami kegagalan dalam proses  usahanya karena kondisi – kondisi yang lupa ia perhitungkan atau ada juga yang gagal karena kondisi yang diluar dugaan.
Ketiga hal tersebut harus dicermati oleh siapa saja yang ingin atau sedang meniti tangga kesuksesan dalam hidupnya. Yang pertama adalah gagal dalam merencanakan, hak ini adalah kegagalan paling buruk yang dilakukan oleh seseorang. Karena perencanaan adalah awal dari setiap hal yang akan dilakukan. Gagal dalam merencankan sama saja dengan merencanakan kegagalan.
Yang kedua adalah kegagalan yang disebabkan karena kondisi – kondisi yang lupa ia perhitungkan. Proses telah berjalan, namun ditengah perjalanan menuju kesuksesan muncul masalah – masalah yang menyebabkan kehancuran dan kegagalan dari “bangunan” usaha yang telah ia lakukan. Untuk tipe yang satu ini maka ia harus benar – benar memusatkan perhatiannya ketika berada dalam fase perencanaan. Karena dalam fase perencanaan kita harus benar – benar matang dan memiliki orientasi terhadap tujuan apa yang akan dicapai. Berfikir secara komprehensif terhadap kemungkinan apa yang akan dihadapi. Atau yang sering kita sebut dengan “think globally”.
Yah,kita harus berfikir secara global terhadap kemungkinan masalah yang akan kita hadapi. Sehingga kita benar – benar siap ketika masalah tersebut muncul. Namun hal ini jangan menjadikan kita sebagai orang – orang paranoid yang terlalu takut untuk melakukan sesuatu. Karena kesuksesan dan keberhasilan adalah “buah” dari sebuah usaha dan perjuangan. Ketika kita gagal ditengah jalan karena lupa maka dipercobaan selanjutnya akan menjadikan kita orang yang berkali – kali lebih waspada ketimbang sebelumnya.
Contohnya ketika sesorang yang sedang mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Samapi akhirnya disuatu tempat ia tiba pada kondisi jalan yang rusak sehingga ia harus terjatuh dari motornya dan menderita luka dibeberapa bagian tubuhnya. Beberapa waktu kemudian ketika dia sudah sembuh dari luka –lukanya dan mengendarai motor lagi, maka ia akan lebih berhati – hati dalam mengendarai motornya terutama ketika melewati jalan dimana ia terjatuh.  Tapi coba bayangkan jika sipengendara motor tadi berhenti mengendarai motor dan tak mau lagi mengendarai motor setelah terjatuh dari motor, apakah hal itu membuat dia lebih waspada? Tidak karena hal tersebut bukanlah waspada tapi TAKUT.
Kita perlu cermat dalam membedakan antara waspada atau berhati – hati dengan  ketakutan. Karena sifat kehati – hatian seseorang tidak akan menghalanginya dalam mencoba kembali sesuatu yang telah dilakukannya, namun hasilnya belum maksimal. Sedang ketakutan akan memaksa kita tidak melakukan hal yang pernah gagal ia lakukan.
Yang selanjutanya adalah orang yang gagal dalam melakukan sesuatu karena hal – hal yang memang diluar dugaan atau diluar perkiraan dan memang penyebab kegagalan ini adalah sesuatu yang tidak wajar dan jumlah kasusnya sangat sedikit sekali ditemukan. Maka untuk hal seperti ini saya mengatakan bahwa anda sedang dalam proses menuju kesuksesan. Jangan menyerah,lakukan lagi apa yang ingin anda capai karena anda tinggal selangkah lagi menuju apa yang anda ingin capai.
Ada sebuah cerita seorang sarjana “fresh graduated”,sama seperti kebanyakan sarjana – sarjana lainnya ia melakukan proses pencarian kerja. Ia mencoba melamar pekerjaan keberbagai tempat yang sesuai dengan bidang keilmuan ynag ia ambil dibangku universitas. Berbagai perusahaan telah menerima surat “cinta” si pemuda ini yaitu surat lamaran kerja. Namun dari begitu banyak surat lamaran yang telah dikirimkannya, tak ada satupun yang berhasil. Dan ia pun mengumpulkan surat – surat penolakan dari tempat dimana ia memasukkan lamaran pekerjaan.
Tak terasa sudah surat penolakan ke 95 yang ia kumpulkan. Tetapi ia tetap mencoba mencari pekerjaan dengan memasukkan lamaran keberbagai tempat. Sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran pekerjaan di surat lamaran ke 102. Tetapi yang ia lakukan adalah menolak pekerjaan yang telah didapatkannya itu. Dan ia mengulang lagi mengirimkan surat lamaran ketempat – tempat yang menolaknya sebelumnya dan menakjubkannya ia diterima hampir disetiap tempat dia mengajukkan lamaran.
Sebuah pelajaran sederhana dari cerita diatas tentang bagaimana keberhasilan itu butuh proses. Dan orang – orang yang sabar dalam menjalankan proses itulah yang akan mendapatkan kesuksesannya. Bisa dibanyangkan jika si pemuda tadi tidak sabar dalam berproses dan ia berhenti pada percobaan ke 99. Apakah ia akan mendapatkan pekerjaan? Tentu saja tidak karena dia telah berhenti dan tak mau mencoba lagi.
Jadi jika gagal dalam proses mencapai tujuan yang kita inginkan maka bersabarlah karena keberhasilan itu butuh proses. Dan proses itu harus dijalani dengan kesabaran. Karena hanya orang – orang yang sabar dalam menjalani proses yang akan mendapatkan kesuksesan.

No comments:

Post a Comment