Thursday, 9 October 2014

Life Is Never Flat

Menjadi hal yang wajar jika manusia memiliki begitu banyak keinginan. Karena dalam penciptaannya manusia uga diberikan akal dan nafsu, maka begitulah jadinya sifat manusia. Selalu menginginkan apa yang menurut akalnya baik bagi dirinya. Dan tidak ada yang salah dalam memiliki keinginan dan usaha mewujudkan keinginan tersebut. Masalah baru akan terjadi jika nafsu dan akal sudah lebih berkuasa ketimbang hati. Nafsu dan akal yang lebih berkuasa ketimbang hati yang tidak ada cahaya iman didalamnya akan membuat manusia menghalalkan segala cara dalam memenuhi keinginannya.

Ada satu hal yang sangat menarik terkait masalah keinginan yang dimiliki oleh manusia. Yaitu, sering kali apa yang kita inginkan tidak sama dengan apa yang kita alami. Bahkan apa yang kita inginkan ternyata bertolak belakang dengan kenyataan. Benarkah hal itu? Bukankah Tuhan berdasarkan prasangka hambaNya? Bukankah Tuhan berjanji akan mengabulkan do'a - do'a hambanNya? Lantas kenapa masih ada keinginan dari manusia yang tidak sejalan dengan kenyataan?

Maka ada jawaban - jawaban sederhana yang mungkin bisa menjawab kekhawatiran kita akan tidak dikabulkannya keinginan kita oleh Tuhan, Pertama, bisa jadi apa yang kita inginkan, apa yang kita anggap baik dan terbaik untuk kita sejatinya bukanlah sesuatu yang benar - benar baik untuk kita atau bukanlah sesuatu yang sebenarnya kita butuhkan. Sehingga, Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan tersebut tapi malah menggantinya dengan apa yang kita butuhkan meskipun tak jarang apa yang diberikan oleh Tuhan sebagai pengganti keinginan kita tersebut dirasa "pahit" dan bertolak belakang dengan keinginan kita.

Analogi sederhananya adalah seorang anak kecil yang sedang demam sangat ingin makan es krim karena menurut akal si anak dinginnya es krim dapat menurunkan panas tubuhnya. Tentu saja keinginan tersebut tidak dikabulkan oleh sang ibu meskipun si anak terus merengek untuk dibelikan apa yang dia inginkan tersebut. Karena si ibu tahu kalau memberikan apa yang diinginkan si anak tersebut saat ini bukanlah sesuatu yang baik untuk saat ini. Sebaliknya, si ibu tersebut malah memberikan obat penurun panas yang rasanya pahit kepada si anak. Mungkin seperti itulah analogi sederhana dari hubungan keinginan dan kenyataan. Bisa jadi apa yang kita inginkan bukanlah yang sesuatu yang baik untuk kita dan justru bisa jadi apa yang baik untuk kita akan terasa pahit namun akan membawa kebaikan jika kita mampu menjalaninya.

Kedua, ketika apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi maka yang harus benar - benar kita pikirkan adalah apakah benar keinginan yang kita miliki itu tidak terwujud atau malah sesuatu yang bertolak belakang dari keinginan kita adalah jalan untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Analoginya adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang mapan dari sisi ekonmi justru medapati kenyataan bahwa dirinya dipecat dari tempatnya bekerja. Mungkin saja menurut sebagian orang apa yang dia inginkan tidak tercapai atau sama seperti kata pepatah "jauh panggang dari api". Padahal jika mau dipikirkan kembali bisa jadi pemecatan yang dialaminya merupakan jalan untuk mencapai keinginannya. Yupks, dengan pemecatan yang dialaminya bisa memberikannya peluang untuk berwirausaha sehingga justru memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari sebelumnya, sesuai dengan keinginannya.

atau analogi lainnya, misal seseorang yang sangat berharap untuk didekatkan dengan jodohnya justru mendapati dirinya terbaring dirumah sakit karena mengalami insiden di kejar - kejar (bukan oleh jodohnya) dan digigit oleh seekor anjing. Tapi justru insiden inilah yang mempertemukannya dengan jodohnya atau dengan kata lain keinginannya untuk didekatkan dengan jodohnya terwujud meski harus melalui jalan yang agak tidak mengenakkan terlebih dahulu. Tuhan memang akan mengabulkan do'a serta keinginan kita, tapi Tuhan juga punya kuasa untuk menentukkan bagaimana "skenario" agar kita mencapai apa yang kita inginkan. Bisa jadi kesulitan, kepahitan, kegetiran atau apa saja yang kita anggap bertolak belakang dengan keinginan kita justru merupakan hal - hal yang medekatkan diri kita kepada apa yang kita inginkan. Dengan catatan, tidak ada kata menyerah dan putus asa ketika dihadapkan dengan semua hal tersebut.

Sudah menjadi keinginan semua orang agar keinginannya tercapai dan dihindarkan jauh - jauh dari masalah serta kesulitan. Akan tetapi kehidupan ini tidak akan pernah selamanya berjalan datar - datar saja tanpa adanya "gelombang" masalah dan "riak - riak" kesulitan. Sehingga yang kita butuhkan bukanlah kehidupan yang tanpa masalah karena itu adalah sesuatu yang amat sangat tidak mungkin. Tetapi yang kita butuhkan adalah kesabaran dan berbaik sangka. Kesabaran dalam menghadapi setiap proses dalam mencapai keinginan kita dan prasangka yang baik terhadap hasil yang didapatkan dari proses yang sudah dijalankan, apapun hasilnya. Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Bersyukur...

Dengan kesabaran dan prasangka yang baik terhadap kehendak Tuhan, Inshaa Allah apapun yang terjadi akan terasa lebih indah, bahkan akan terasa lebih indah dibanding dengan cerita - cerita FTV...


Thursday, 18 September 2014

Puisi Cinta Dari Sang Pahlawan (Sayyid Qutb)

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
(As-Syahid Sayyid Qutb)

Saturday, 23 August 2014

Kisah Mangkuk,Batu dan Pasir

Alkisah, Seorang guru pernah membawa mangkuk besar kemudian diisi batu-batu besar sambil bertanya pada murid-muridnya: “Apakah mangkuk ini sudah penuh?” –sudah, jawab muridnya. Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, dan pasir itu memenuhi sela antara batu-batu besar, kemudian sang guru kembali bertanya: “Sudah

penuhkah mangkuk ini?” –kali ini murid terpecah menjadi dua; ada yang bilang sudah, ada yang bilang belum, meskipun tidak tahu dimana belumnya. Kemudian guru itu menyiramkan air ke dalam mangkuk, dan air itu pun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu sekali lagi.

Kemudian guru itu mengambil mangkuk yang baru, dan diisinya dengan pasir, sejenak kemudian ia berkata: “apakah mangkuk ini masih muat untuk batu2 besar ini?”-spontan para murid mengatakan :”tidak”, -“maka seperti itulah kepala kita, jika kita isi dengan hal-hal yang kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup diisi oleh ide-ide besar. Fikirkanlah ide-ide besar, maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya.”

Thursday, 31 July 2014

Biografi Singkat DR Abdullah Azzam



Dilahirkan tahun 1941 di Desa Sailatul Haritsiyah, Palestina. Hafal Al Qur’an, ribuan hadits dan syair. Menikah pada usia 18 tahun, kemudian hijrah ke Yordania. Pada tahun 1966 meraih gelar Lc padaFakultas Syari’ah Universitas Damaskus Syiria dengan cara studi jarak jauh (intisab). Tahun 1969 meraih gelarMaster. Tahun 1973 menyelesaikan Program Doktoral dalam bidang Ushul Fiqh di Universitas Al Aqzhar, Kairo, Mesir dengan predikat Asyraful ‘ula (cumlaude). Tahun 1980 diusir Pemerintah Yordania karena aktifitas keislamannya, kemudian mengajar di Universitas King ‘Abdul ‘Aziz, saudi Arabia. Tahun 1982 hijrah ke Pakistan, karena ingin berkonsentrasi pada jihad Afghan. Tahun 1984 bekerja di Rabithah ‘Alam Islami sebagai Mustasyar (Penasehat) dalam bidang Pendidikan untuk Mujahidin Afghanistan. 

Ketika di Yordania, beliau sudah berjihad di perbatasan Palestina – Yoedania sampai beliau diusir Pemerintah Yordania. Di Pakistan beliau berinteraksi dengan para pemimpin Mujahidin Afghan, seperti: Ustadz Sayyaf, Hekmatyar, Burhanuddin Rabbani dan Yunus Khalis. Sering beliau pergi ke medan jihad di Afghanistan.

Kesimpulan beliau tentang jihad Afghan adalah bahwa jihad Afghan adalah jihad Islami, hukumnya fardhu ‘ain. Umat Islam seluruh duniawajib mendukung jihad Afghan. Sejak itu, DR. ‘Abdullah ‘Azzam mengkonsentrasikan seluruh potensi dirinya pada jihad Afghan hingga menemui kesyahidannya pada hari Jum’at, 24 Nopember 1989, ketika mobil yang ditumpangi bersama kedua anaknya dalam perjalanan ke masjid untuk memberikan khotbah Jum’at meledak karena bom yang dipasang oleh musuh-musuh Islam.

Buku-buku karya beliau diantaranya : Ayatur rahman fie jihadil Afghan, Ad difa’ ‘an aradhil muslimina ahammu min ahammi furudhil a’yan , Al Manarah Al Mafqudah, dan lain-lain. Setelah beliau syahid, Maktab Khidmat Al Mujahidin mengumpulkan berbagai ceramahnya kemudian dibuat dalam bentuk buku hingga mencapai lebih dari 50 judul buku, diantaranya serial Tarbiyah Jihadiyah yang terdiri dari 15 buku, Hijrah wal I’dad 3 buku, Hidmul Khilafah wa Bina’uha dan sebagainya. 

Friday, 25 April 2014

Daya Tahan Dijalan Dakwah

kali ini kita akan berbicara tentang ketahanan untuk tetap bertahan berjalan diatas jalan dakwah. Sebagaimana karakternya, jalan ini bukanlah jalan dipenuhi oleh "bunnga - bunga" pujian. Jalan dakwah bukanlah jalan yang dipenuhi dengan kemudahan sehingga dapat dilalui dengan mudah. Tetapi ini adalah jalan yang sulit dan penuh dengan fitnah. Dakwah adalah jalan yang sulit penuh dengan perangkap dan cobaan. Oleh karena itu, diperlukan ketahanan internal yang kuat, karena dakwah merupakan jalan yang panjang. Bisa jadi, seorang aktivis dakwah tidak akan pernah merasakan "buah" perjuangannya didunia ini karena singkatnya umur manusia tidak sebanding dengan panjangnya cita - cita yang dibawa dalam misi dakwah. tetapi, dibalik semua kesabaran dalam menghadapi cobaan, dibalik kesabaran menghadapi fitnah dan dibalik kesabaran atas kelelahan karena berjuang dalam waktu yang panjang. Allah swt telah menyiapkan balasan yang setimpal. Yaitu, surga dan seisinya :

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (QS At- Attaubah : 111)

Tidak mudah untuk bertahan dijalan dakwah, karena itulah Allah swt telah menyiapkan balasan yang besar bagi siapa saja yang dengan tulus ikhlas tetap istiqomah berjuang dijalan Allah. Allah swt telah menyiapkan surga untuk mereka yang dengan ikhlas meng-infaqkan harta dan jiwanya dijalan Allah.

Tidak sedikit, mereka yang berjuang dijalan dakwah harus minggir dan menepi bahkan berhenti memperjuangkan agama Allah swt karena mereka tidak sanggup untuk bertahan atas cobaan yang diberikan oleh Allah swt. Ada yang harus futur karena alasan tidak sanggup akan cobaan berupa kesulitan - kesulitan tapi, tidak sedikit yang harus Insilah (keluar) dari jalan dakwah karena cobaan yang berupa kenikmatan. Ketika dakwah telah masuk pada pusat - pusat kekuasan. Ketika harta, tahta dan wanita begitu mudah untuk didapatkan, maka ada sebagian aktivis yang kecele dengan godaan - godaan tersebut. Tak pelak, orientasi pun menjadi berubah. dan akhirnya mengubah perilaku yang ditunjukkannya. 

Harus jujur diakui untuk hal yang terakhir, disebabkan mereka yang terlena dengan dunia, mereka yang telah mengubah orientasinya juga mempengaruhi aktivis - dakwah yang lain. serta merusak citra jama'ah dakwah.Dan tidak sedikit dari aktivis dakwah yang merasa tertipu,kecewa dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari jama'ah. Oleh karena itulah, mari kita renungkan lagi firman Allah swt berikut ini :

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS Al Mulk : 1- 2)

Yang mesti kita pahami bersama, sejatinya ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah swt itu adalah proses "screening" yang dilakukan oleh Allah swt. Ujian dan cobaan adalah "seleksi" tersendiri yang dilakukan oleh Allah swt untuk melihat siapakah diantara hambaNya yang memiliki kualitas amal terbaik.  Dan disurat lain, Allah swt juga menegaskan bahwa ujian dan cobaan yang diberikan itu untuk membuktikan keimanan seseorang. 


Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(QS Al BAqarah : 214)

Oleh Karena senua ujian yang akan dihadapi oleh setiap aktivis dakwah, oleh karena dakwah ini merupakan jalan yang teramat sangat panjang. Maka setiap dari kita mesti memiliki daya tahan di medan dakwah. Untuk merealisir daya tahan dalam medan dakwah setidaknya 5 (lima) hal yang dijelaskan oleh Ustadz Cahyadi takariawan dalam bukunya "Tegar Dijalan dakwah" yaitu, menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.

Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya   dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal. 

Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktifitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti. 

Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan  pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan krn sabar.

Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktifis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktifis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh. 

Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur'an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk menyinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana'ahtanzhimiyah).

Wallahu a'lam bisshawwab

Maraji' Tegar Dijalan Dakwah oleh ustadz Cahyadi Takariawan

Wednesday, 22 January 2014

"Duet Maut"



Setiap orang pasti memiliki cita – cita yang sangat ingin dia capai. Setiap orang pasti memiliki mimpi – mimpi besar dalam hidupnya. Tapi tidak semua orang bisa mencapai cita – cita yang mereka tetapkan. Tidak semua orang mampu mewujudkan mimpi – mimpi besar mereka. Dalam proses mencapai cita – cita dan mimpi besar ini ada orang yang mampu menggapainya tapi adapula yang harus mengubur semuanya karena berbagai penyebab yang akhirnya membuat mereka menyerah dalam meraih impiannya.

Ada yang kehabisan “energi” karena jalan yang ditempuh untuk mencapai impiannya panjang dan berliku. Ada yang bertekuk lutut dengan tantangan yang datang ketika proses mencapai impiannya tersebut. Oleh karena itulah, dalam usaha untuk mencapai cita – cita dan mewujudkan mimpi – mimpi besar diperlukan kesungguhan dan kesabaran. Kesungguhan akan memberikan kita “energi” untuk melangkah menjalani setiap proses menuju mimpi – mimpi besar kita. Sedangkan kesabarab akan memberikan kita “energi” untuk menghadapi masalah yang akan muncul dalam  proses pencapaian mimpi – mimpi besar kita. 

Mari sejenak kita belajar dari seorang Thomas Alfa Edison yang menurut saya telah mampu mempraktekkan kombinasi kesungguhan dan kesabaran dalam proses mencapai impiannya. Untuk berhasil berhasil menciptakan bola lampu, Sir Thomas Alfa Edison mesti melakukan percobaan ribuan kali dan mengalami kegagalan ribuan kali pula. Dia bersungguh – sungguh dalam setiap percobaan yang dilakukannya. Kesungguhannya juga terlihat dari bagaimana Ia mampu belajar dari setiap kegagalan yang dialaminya. Kesbarannya terlihat dari ribuan kegagalan yang dialaminya, tapi ia tetap bersabar karena keyakinan yang kuat untuk berhasil. Seandainya saja Sir Thomas Alfa Edison adalah orang yang tidak bersabar dan menyerah dalam percobaan yang ke 100, mungkin hari ini kita tidak akan pernah mengenal namanya sebagai salah satu penemu terhebat dalam sejarah manusia. Tetapi karena kesabarannya dalam menghadapi setiap ujian berupa kegagalan, Ia mampu menciptakan salah satu benda yang paling dibutuhkan manusia saat ini. 

Kombinasi atau “duet” dari dua kata inilah yang inshaa Allah akan mampu menghantarkan kita meraih apa yang kita impikan. Dua kata inilah yang inshaa Allah mampu membuat kita mencapai cita – cita kita. dua kata inilah yang begitu mudah meluncur dari lisan setiap orang tapi tidak banyak orang yang dapat mengaplikasikannya dengan baik.  karena banyak orang yang bersungguh – sungguh dalam bekerja tapi tidak sabar ketika diberikan ujian oleh Allah swt, terlalu banyak berkeluh kesah ketika diberikan kesulitan dan menjadi sombong ketika diberi banyak kenikmatan. Atau sebaiknya. Atau sebaliknya mampu menghadapi setiap ujian dari Allah swt dengan kesabaran tapi malas – malasan dalam bekerja. 

Semoga kita mampu menjadi orang yang bersungguh – sungguh agar mampu mencapai apa yang kita impikan. Semoga kita menjadi orang – orang yang bersabar agar meraih keberuntungan..

Wallahu ‘alam bisshawwab

Monday, 9 December 2013

3 Modal Aktivis Dakwah

Dakwah adalah sebuah tugas mulia,yang dengannya risalah islam ini tumbuh dan berkembang disetiap inchi bumi. Dakwah merupakan tugas yang dibebankan para nabi dan tugas mulia ini diwariskan kepada orang – orang pilihan. Tugas mulia ini tidak akan diserahkan kepada sembarang orang ataupun orang sembarangan. Tugas dakwah akan diberikan kepada orang – orang pilihan. “Ummat Terbaik” seperti itulah Al Qur’an menyebut orang – orang yang akan menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Mereka yang akan berada dijalan dakwah dan bertahan diatasnya dengan segala susah senang didalamnya merupakan orang – orang yang teruji kualitasnya. Karena seperti yang sampaikan Al Ustadz Musthafa Mansyur, “Jalan dakwah tidak ditaburi dengan bunga-bunga, tetapi merupakan satu jalan yang susah dan panjang. Kerana sesungguhnya antara yang hak dengan batil ada pertentangan yang nyata. Ia memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul bebanan yang berat. Ia memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan ialah usaha dan kerja yang berterusan dan hasilnya terserah kepada Allah di waktu yang dikehendakiNya

Mereka yang telah meng-azzamkan dirinya di jalan ini tidak hanya harus memiliki energi untuk menahan semua benturan yang akan dihadapi dalam jalan ini tetapi juga harus memiliki “modal” agar dakwah yang dijalankan oleh aktivis dakwah menjadi lebih produktif. Setidaknya ada 3 hal yang mesti dipersiapkan oleh mereka yang menyebutnya aktivis dakwah.

1.      Integritas Akhlaq

Setiap aktivis islam sudah semestinya memiliki integritas dalam hal akhlaqnya. Integritas dalam hal akhlaq akan mampu memberikan keteladanan bagi orang – orang disekitarnya. Walaupun memang secara definisi, dakwah merupakan proses menyeru kebaikan dengan lisan. Akan tetapi keteladanan yang mengiringi penyampaian dengan lisan akan membuat dakwah menjadi lebih “berbobot”. Dan bahkan keteladanan juga memiliki “kekuatan” yang lebih dari sekedar kata – kata. “Sebuah keteladanan akan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan 1000 kata – kata”

Selain itu, integritas dalam hal akhlaq juga merupakan bentuk penjagaan bagi si aktivis dakwah itu sendiri. Sebab dakwah merupakan proses untuk mengajak orang lain kedalam kebaikan dan menghindarkan mereka dalam kemungkaran, maka nilai – nilai kebaikan itu sendiri seharusnya sudah terserap kedalam pribadi aktivis dakwah tersebut, sebelum dia mulai untuk mengajak orang lain. Hal ini penting agar si aktivis dakwah itu tidak menjadi seperti lilin yang menerangi sekitarnya tapi justru membakar habis dirinya sendiri. Kunci dari modal yang pertama ini adalah kemauan untuk terus memperbaiki diri. 

2.      Integritas Keilmuan

Seorang aktivis dakwah harus memiliki integritas dalam bidang keilmuan, terutama dalam bidang keagamaan. Karena seorang aktivis dakwah akan menjadi rujukan bagi orang – orang disekitarnya untuk mencari jawaban tentang permasalahan dalam keagamaan. Kita memang tidak dituntut menjadi seorang yang memiliki kapasitas keilmuan seperti imam – imam madzhab ataupun ahli – ahli tafsir dan ahli hadist. Tapi setidaknya kita harus bisa menjadi orang – orang yang mampu memberikan jawaban yang benar ketika mendapatkan pertanyaan – pertanyaan dari objek dakwah kita. Pertanyaan – pertanyaan dari objek dakwah mayoritas berupa permasalahan yang mendasar dalam islam dan lebih kepada fiqh aplikasi. Seperti permasalahan yang sering ditemui dalam hal thaharah,shalat dan bidang – bidang fiqh lainnya yang lebih mengarah kepada aplikasi. 

Ketidakmampuan si aktivis dakwah dalam memberikan jawaban dari pertanyaan objek dakwahnya jelas akan mengurnagi “credit point” dari si aktivis dakwah itu sendiri dimata objek dakwahnya. Hal ini akan berefek kepada penerimaan seruan dari si aktivis dakwah tersebut. Tetapi jangan sampai juga para aktivis dakwah memberikan jawaban yang asal – asalan tanpa dasar yang benar. Kunci dari modal yang kedua ini adalah kemauan untuk terus belajar menambah pemahaman dan memperbanyak membaca. 

3.      Integritas Kemasyarakatan

Dakwah ditujukan kepada manusia, dimana manusia yang menjadi objek dakwah merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itulah, bagi mereka yang menyebut dirinya aktivis dakwah harus mau dan mampu terjun kedalam masyarakat dan melakakukan proses dakwah didalamnya. Seburuk apapun kondisi masyarakat yang akan dihadapi,seorang aktivis dakwah harus mampu masuk kedalamnya dan kalaupun tidak mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam masyarakat paling minimal harus mampu mempertahankan standar keimanannya ditengah – tengah kondisi yang tidak baik itu. Seperti yang pernah diungkapkan oleh syaikhut tarbiyah ustadz Rahmat Abdullah “Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan. Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya.” 



Jangan ada lagi aktivis dakwah yang lebih memilih untuk menjauh dari lingkungan disekitarnya, menikmati keimanannya sendiri tanpa ada usaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat disekitarnya. Jangan ada lagi aktivis dakwah yang lebih memilih untuk menyendiri, tanpa ada usaha untuk mengajak orang – orang disekitarnya agar juga dapat merasakan nikmatnya keimanan kepada Allah swt. Jangan ada lagi aktivis dakwah yang hanya bisa mencela kerusakan yang terjadi dimasayarkat sekitarnya tanpa mau melakukan sesuatu. Karena saat ini bukanlah waktunya kita untuk mengutuki kegelapan disekitar kita, tapi saat ini adalah waktunya kita untuk menyalakan lentera untuk menerangi sekitar kita. kunci dari modal yang ketiga ini adalah kemauan untuk masuk dan menjadi bagian masyarakat, sebuuk apapun kondisinya. Serta imunitas yang kuat untuk menjaga keimanan kita agar tidak lebur dengan kondisi yang buruk.

wallahu'alam...