Menjadi hal yang wajar jika manusia memiliki begitu banyak keinginan. Karena dalam penciptaannya manusia uga diberikan akal dan nafsu, maka begitulah jadinya sifat manusia. Selalu menginginkan apa yang menurut akalnya baik bagi dirinya. Dan tidak ada yang salah dalam memiliki keinginan dan usaha mewujudkan keinginan tersebut. Masalah baru akan terjadi jika nafsu dan akal sudah lebih berkuasa ketimbang hati. Nafsu dan akal yang lebih berkuasa ketimbang hati yang tidak ada cahaya iman didalamnya akan membuat manusia menghalalkan segala cara dalam memenuhi keinginannya.
Ada satu hal yang sangat menarik terkait masalah keinginan yang dimiliki oleh manusia. Yaitu, sering kali apa yang kita inginkan tidak sama dengan apa yang kita alami. Bahkan apa yang kita inginkan ternyata bertolak belakang dengan kenyataan. Benarkah hal itu? Bukankah Tuhan berdasarkan prasangka hambaNya? Bukankah Tuhan berjanji akan mengabulkan do'a - do'a hambanNya? Lantas kenapa masih ada keinginan dari manusia yang tidak sejalan dengan kenyataan?
Maka ada jawaban - jawaban sederhana yang mungkin bisa menjawab kekhawatiran kita akan tidak dikabulkannya keinginan kita oleh Tuhan, Pertama, bisa jadi apa yang kita inginkan, apa yang kita anggap baik dan terbaik untuk kita sejatinya bukanlah sesuatu yang benar - benar baik untuk kita atau bukanlah sesuatu yang sebenarnya kita butuhkan. Sehingga, Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan tersebut tapi malah menggantinya dengan apa yang kita butuhkan meskipun tak jarang apa yang diberikan oleh Tuhan sebagai pengganti keinginan kita tersebut dirasa "pahit" dan bertolak belakang dengan keinginan kita.
Analogi sederhananya adalah seorang anak kecil yang sedang demam sangat ingin makan es krim karena menurut akal si anak dinginnya es krim dapat menurunkan panas tubuhnya. Tentu saja keinginan tersebut tidak dikabulkan oleh sang ibu meskipun si anak terus merengek untuk dibelikan apa yang dia inginkan tersebut. Karena si ibu tahu kalau memberikan apa yang diinginkan si anak tersebut saat ini bukanlah sesuatu yang baik untuk saat ini. Sebaliknya, si ibu tersebut malah memberikan obat penurun panas yang rasanya pahit kepada si anak. Mungkin seperti itulah analogi sederhana dari hubungan keinginan dan kenyataan. Bisa jadi apa yang kita inginkan bukanlah yang sesuatu yang baik untuk kita dan justru bisa jadi apa yang baik untuk kita akan terasa pahit namun akan membawa kebaikan jika kita mampu menjalaninya.
Kedua, ketika apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi maka yang harus benar - benar kita pikirkan adalah apakah benar keinginan yang kita miliki itu tidak terwujud atau malah sesuatu yang bertolak belakang dari keinginan kita adalah jalan untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Analoginya adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang mapan dari sisi ekonmi justru medapati kenyataan bahwa dirinya dipecat dari tempatnya bekerja. Mungkin saja menurut sebagian orang apa yang dia inginkan tidak tercapai atau sama seperti kata pepatah "jauh panggang dari api". Padahal jika mau dipikirkan kembali bisa jadi pemecatan yang dialaminya merupakan jalan untuk mencapai keinginannya. Yupks, dengan pemecatan yang dialaminya bisa memberikannya peluang untuk berwirausaha sehingga justru memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari sebelumnya, sesuai dengan keinginannya.
atau analogi lainnya, misal seseorang yang sangat berharap untuk didekatkan dengan jodohnya justru mendapati dirinya terbaring dirumah sakit karena mengalami insiden di kejar - kejar (bukan oleh jodohnya) dan digigit oleh seekor anjing. Tapi justru insiden inilah yang mempertemukannya dengan jodohnya atau dengan kata lain keinginannya untuk didekatkan dengan jodohnya terwujud meski harus melalui jalan yang agak tidak mengenakkan terlebih dahulu. Tuhan memang akan mengabulkan do'a serta keinginan kita, tapi Tuhan juga punya kuasa untuk menentukkan bagaimana "skenario" agar kita mencapai apa yang kita inginkan. Bisa jadi kesulitan, kepahitan, kegetiran atau apa saja yang kita anggap bertolak belakang dengan keinginan kita justru merupakan hal - hal yang medekatkan diri kita kepada apa yang kita inginkan. Dengan catatan, tidak ada kata menyerah dan putus asa ketika dihadapkan dengan semua hal tersebut.
Sudah menjadi keinginan semua orang agar keinginannya tercapai dan dihindarkan jauh - jauh dari masalah serta kesulitan. Akan tetapi kehidupan ini tidak akan pernah selamanya berjalan datar - datar saja tanpa adanya "gelombang" masalah dan "riak - riak" kesulitan. Sehingga yang kita butuhkan bukanlah kehidupan yang tanpa masalah karena itu adalah sesuatu yang amat sangat tidak mungkin. Tetapi yang kita butuhkan adalah kesabaran dan berbaik sangka. Kesabaran dalam menghadapi setiap proses dalam mencapai keinginan kita dan prasangka yang baik terhadap hasil yang didapatkan dari proses yang sudah dijalankan, apapun hasilnya. Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Bersyukur...
Dengan kesabaran dan prasangka yang baik terhadap kehendak Tuhan, Inshaa Allah apapun yang terjadi akan terasa lebih indah, bahkan akan terasa lebih indah dibanding dengan cerita - cerita FTV...
Thursday, 9 October 2014
Thursday, 18 September 2014
Puisi Cinta Dari Sang Pahlawan (Sayyid Qutb)
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
(As-Syahid Sayyid Qutb)
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
(As-Syahid Sayyid Qutb)
Saturday, 23 August 2014
Kisah Mangkuk,Batu dan Pasir
Alkisah, Seorang guru pernah membawa mangkuk besar kemudian diisi batu-batu besar sambil bertanya pada murid-muridnya: “Apakah mangkuk ini sudah penuh?” –sudah, jawab muridnya. Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, dan pasir itu memenuhi sela antara batu-batu besar, kemudian sang guru kembali bertanya: “Sudah
penuhkah mangkuk ini?” –kali ini murid terpecah menjadi dua; ada yang bilang sudah, ada yang bilang belum, meskipun tidak tahu dimana belumnya. Kemudian guru itu menyiramkan air ke dalam mangkuk, dan air itu pun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu sekali lagi.
Kemudian guru itu mengambil mangkuk yang baru, dan diisinya dengan pasir, sejenak kemudian ia berkata: “apakah mangkuk ini masih muat untuk batu2 besar ini?”-spontan para murid mengatakan :”tidak”, -“maka seperti itulah kepala kita, jika kita isi dengan hal-hal yang kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup diisi oleh ide-ide besar. Fikirkanlah ide-ide besar, maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya.”
Thursday, 31 July 2014
Biografi Singkat DR Abdullah Azzam
Dilahirkan tahun 1941 di Desa
Sailatul Haritsiyah, Palestina. Hafal Al Qur’an, ribuan hadits dan syair.
Menikah pada usia 18 tahun, kemudian hijrah ke Yordania. Pada tahun 1966 meraih
gelar Lc padaFakultas Syari’ah Universitas Damaskus Syiria dengan cara studi
jarak jauh (intisab). Tahun 1969 meraih gelarMaster. Tahun 1973 menyelesaikan
Program Doktoral dalam bidang Ushul Fiqh di Universitas Al Aqzhar, Kairo, Mesir
dengan predikat Asyraful ‘ula (cumlaude). Tahun 1980 diusir Pemerintah Yordania
karena aktifitas keislamannya, kemudian mengajar di Universitas King ‘Abdul
‘Aziz, saudi Arabia. Tahun 1982 hijrah ke Pakistan, karena ingin berkonsentrasi
pada jihad Afghan. Tahun 1984 bekerja di Rabithah ‘Alam Islami sebagai
Mustasyar (Penasehat) dalam bidang Pendidikan untuk Mujahidin Afghanistan.
Ketika di Yordania, beliau sudah
berjihad di perbatasan Palestina – Yoedania sampai beliau diusir Pemerintah
Yordania. Di Pakistan beliau berinteraksi dengan para pemimpin Mujahidin
Afghan, seperti: Ustadz Sayyaf, Hekmatyar, Burhanuddin Rabbani dan Yunus
Khalis. Sering beliau pergi ke medan jihad di Afghanistan.
Kesimpulan beliau tentang jihad
Afghan adalah bahwa jihad Afghan adalah jihad Islami, hukumnya fardhu ‘ain.
Umat Islam seluruh duniawajib mendukung jihad Afghan. Sejak itu, DR. ‘Abdullah
‘Azzam mengkonsentrasikan seluruh potensi dirinya pada jihad Afghan hingga
menemui kesyahidannya pada hari Jum’at, 24 Nopember 1989, ketika mobil yang
ditumpangi bersama kedua anaknya dalam perjalanan ke masjid untuk memberikan
khotbah Jum’at meledak karena bom yang dipasang oleh musuh-musuh Islam.
Buku-buku karya beliau
diantaranya : Ayatur rahman fie jihadil Afghan, Ad difa’ ‘an aradhil muslimina
ahammu min ahammi furudhil a’yan , Al Manarah Al Mafqudah, dan lain-lain.
Setelah beliau syahid, Maktab Khidmat Al Mujahidin mengumpulkan berbagai
ceramahnya kemudian dibuat dalam bentuk buku hingga mencapai lebih dari 50
judul buku, diantaranya serial Tarbiyah Jihadiyah yang terdiri dari 15 buku,
Hijrah wal I’dad 3 buku, Hidmul Khilafah wa Bina’uha dan sebagainya.
Labels:
aktivis dakwah,
hero islam,
kepahlawanan,
keteladanan,
tokoh
Friday, 25 April 2014
Daya Tahan Dijalan Dakwah
kali ini kita akan berbicara tentang ketahanan untuk tetap bertahan berjalan diatas jalan dakwah. Sebagaimana karakternya, jalan ini bukanlah jalan dipenuhi oleh "bunnga - bunga" pujian. Jalan dakwah bukanlah jalan yang dipenuhi dengan kemudahan sehingga dapat dilalui dengan mudah. Tetapi ini adalah jalan yang sulit dan penuh dengan fitnah. Dakwah adalah jalan yang sulit penuh dengan perangkap dan cobaan. Oleh karena itu, diperlukan ketahanan internal yang kuat, karena dakwah merupakan jalan yang panjang. Bisa jadi, seorang aktivis dakwah tidak akan pernah merasakan "buah" perjuangannya didunia ini karena singkatnya umur manusia tidak sebanding dengan panjangnya cita - cita yang dibawa dalam misi dakwah. tetapi, dibalik semua kesabaran dalam menghadapi cobaan, dibalik kesabaran menghadapi fitnah dan dibalik kesabaran atas kelelahan karena berjuang dalam waktu yang panjang. Allah swt telah menyiapkan balasan yang setimpal. Yaitu, surga dan seisinya :
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. (QS At- Attaubah : 111)
Tidak mudah untuk bertahan dijalan dakwah, karena itulah Allah swt telah menyiapkan balasan yang besar bagi siapa saja yang dengan tulus ikhlas tetap istiqomah berjuang dijalan Allah. Allah swt telah menyiapkan surga untuk mereka yang dengan ikhlas meng-infaqkan harta dan jiwanya dijalan Allah.
Tidak sedikit, mereka yang berjuang dijalan dakwah harus minggir dan menepi bahkan berhenti memperjuangkan agama Allah swt karena mereka tidak sanggup untuk bertahan atas cobaan yang diberikan oleh Allah swt. Ada yang harus futur karena alasan tidak sanggup akan cobaan berupa kesulitan - kesulitan tapi, tidak sedikit yang harus Insilah (keluar) dari jalan dakwah karena cobaan yang berupa kenikmatan. Ketika dakwah telah masuk pada pusat - pusat kekuasan. Ketika harta, tahta dan wanita begitu mudah untuk didapatkan, maka ada sebagian aktivis yang kecele dengan godaan - godaan tersebut. Tak pelak, orientasi pun menjadi berubah. dan akhirnya mengubah perilaku yang ditunjukkannya.
Harus jujur diakui untuk hal yang terakhir, disebabkan mereka yang terlena dengan dunia, mereka yang telah mengubah orientasinya juga mempengaruhi aktivis - dakwah yang lain. serta merusak citra jama'ah dakwah.Dan tidak sedikit dari aktivis dakwah yang merasa tertipu,kecewa dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari jama'ah. Oleh karena itulah, mari kita renungkan lagi firman Allah swt berikut ini :
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
(QS Al Mulk : 1- 2)
Yang mesti kita pahami bersama, sejatinya ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah swt itu adalah proses "screening" yang dilakukan oleh Allah swt. Ujian dan cobaan adalah "seleksi" tersendiri yang dilakukan oleh Allah swt untuk melihat siapakah diantara hambaNya yang memiliki kualitas amal terbaik. Dan disurat lain, Allah swt juga menegaskan bahwa ujian dan cobaan yang diberikan itu untuk membuktikan keimanan seseorang.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(QS Al BAqarah : 214)
Oleh Karena senua ujian yang akan dihadapi oleh setiap aktivis dakwah, oleh karena dakwah ini merupakan jalan yang teramat sangat panjang. Maka setiap dari kita mesti memiliki daya tahan di medan dakwah. Untuk merealisir daya tahan dalam medan dakwah setidaknya 5 (lima) hal yang dijelaskan oleh Ustadz Cahyadi takariawan dalam bukunya "Tegar Dijalan dakwah" yaitu, menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.
Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal.
Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktifitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti.
Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan krn sabar.
Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktifis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktifis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh.
Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur'an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk menyinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana'ahtanzhimiyah).
Wallahu a'lam bisshawwab
Maraji' Tegar Dijalan Dakwah oleh ustadz Cahyadi Takariawan
Labels:
aktivis dakwah,
dakwah,
dakwah kampus,
keteladanan,
menghadapi masalah
Wednesday, 22 January 2014
"Duet Maut"
Setiap
orang pasti memiliki cita – cita yang sangat ingin dia capai. Setiap orang
pasti memiliki mimpi – mimpi besar dalam hidupnya. Tapi tidak semua orang bisa
mencapai cita – cita yang mereka tetapkan. Tidak semua orang mampu mewujudkan
mimpi – mimpi besar mereka. Dalam proses mencapai cita – cita dan mimpi besar
ini ada orang yang mampu menggapainya tapi adapula yang harus mengubur semuanya
karena berbagai penyebab yang akhirnya membuat mereka menyerah dalam meraih
impiannya.
Ada yang
kehabisan “energi” karena jalan yang ditempuh untuk mencapai impiannya panjang
dan berliku. Ada yang bertekuk lutut dengan tantangan yang datang ketika proses
mencapai impiannya tersebut. Oleh karena itulah, dalam usaha untuk mencapai
cita – cita dan mewujudkan mimpi – mimpi besar diperlukan kesungguhan dan
kesabaran. Kesungguhan akan memberikan kita “energi” untuk melangkah menjalani
setiap proses menuju mimpi – mimpi besar kita. Sedangkan kesabarab akan
memberikan kita “energi” untuk menghadapi masalah yang akan muncul dalam proses pencapaian mimpi – mimpi besar kita.
Mari
sejenak kita belajar dari seorang Thomas Alfa Edison yang menurut saya telah mampu
mempraktekkan kombinasi kesungguhan dan kesabaran dalam proses mencapai
impiannya. Untuk berhasil berhasil menciptakan bola lampu, Sir Thomas Alfa Edison
mesti melakukan percobaan ribuan kali dan mengalami kegagalan ribuan kali pula.
Dia bersungguh – sungguh dalam setiap percobaan yang dilakukannya. Kesungguhannya
juga terlihat dari bagaimana Ia mampu belajar dari setiap kegagalan yang
dialaminya. Kesbarannya terlihat dari ribuan kegagalan yang dialaminya, tapi ia
tetap bersabar karena keyakinan yang kuat untuk berhasil. Seandainya saja Sir
Thomas Alfa Edison adalah orang yang tidak bersabar dan menyerah dalam
percobaan yang ke 100, mungkin hari ini kita tidak akan pernah mengenal namanya
sebagai salah satu penemu terhebat dalam sejarah manusia. Tetapi karena
kesabarannya dalam menghadapi setiap ujian berupa kegagalan, Ia mampu
menciptakan salah satu benda yang paling dibutuhkan manusia saat ini.
Kombinasi
atau “duet” dari dua kata inilah yang inshaa
Allah akan mampu menghantarkan kita meraih apa yang kita impikan. Dua kata
inilah yang inshaa Allah mampu membuat
kita mencapai cita – cita kita. dua kata inilah yang begitu mudah meluncur dari
lisan setiap orang tapi tidak banyak orang yang dapat mengaplikasikannya dengan
baik. karena banyak orang yang
bersungguh – sungguh dalam bekerja tapi tidak sabar ketika diberikan ujian oleh
Allah swt, terlalu banyak berkeluh kesah ketika diberikan kesulitan dan menjadi
sombong ketika diberi banyak kenikmatan. Atau sebaiknya. Atau sebaliknya mampu
menghadapi setiap ujian dari Allah swt dengan kesabaran tapi malas – malasan dalam
bekerja.
Semoga
kita mampu menjadi orang yang bersungguh – sungguh agar mampu mencapai apa yang
kita impikan. Semoga kita menjadi orang – orang yang bersabar agar meraih
keberuntungan..
Wallahu
‘alam bisshawwab
Labels:
cita - cita,
manajemen kegagalan,
menghadapi masalah
Monday, 9 December 2013
3 Modal Aktivis Dakwah
Dakwah
adalah sebuah tugas mulia,yang dengannya risalah islam ini tumbuh dan
berkembang disetiap inchi bumi. Dakwah merupakan tugas yang dibebankan para
nabi dan tugas mulia ini diwariskan kepada orang – orang pilihan. Tugas mulia
ini tidak akan diserahkan kepada sembarang orang ataupun orang sembarangan. Tugas
dakwah akan diberikan kepada orang – orang pilihan. “Ummat Terbaik” seperti
itulah Al Qur’an menyebut orang – orang yang akan menyeru kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Mereka yang akan berada dijalan dakwah dan bertahan
diatasnya dengan segala susah senang didalamnya merupakan orang – orang yang
teruji kualitasnya. Karena seperti yang sampaikan Al Ustadz Musthafa Mansyur, “Jalan dakwah tidak ditaburi dengan
bunga-bunga, tetapi merupakan satu jalan yang susah dan panjang.
Kerana sesungguhnya antara yang hak dengan batil ada pertentangan yang nyata.
Ia memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul bebanan yang berat. Ia memerlukan
kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera
tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan ialah usaha dan kerja yang
berterusan dan hasilnya terserah kepada
Allah di waktu yang dikehendakiNya”
Mereka
yang telah meng-azzamkan dirinya di jalan ini tidak hanya harus memiliki energi
untuk menahan semua benturan yang akan dihadapi dalam jalan ini tetapi juga
harus memiliki “modal” agar dakwah yang dijalankan oleh aktivis dakwah menjadi
lebih produktif. Setidaknya ada 3 hal yang mesti dipersiapkan oleh mereka yang
menyebutnya aktivis dakwah.
1. Integritas
Akhlaq
Setiap
aktivis islam sudah semestinya memiliki integritas dalam hal akhlaqnya. Integritas
dalam hal akhlaq akan mampu memberikan keteladanan bagi orang – orang disekitarnya.
Walaupun memang secara definisi, dakwah merupakan proses menyeru kebaikan
dengan lisan. Akan tetapi keteladanan yang mengiringi penyampaian dengan lisan
akan membuat dakwah menjadi lebih “berbobot”. Dan bahkan keteladanan juga
memiliki “kekuatan” yang lebih dari sekedar kata – kata. “Sebuah keteladanan akan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan 1000
kata – kata”.
Selain
itu, integritas dalam hal akhlaq juga merupakan bentuk penjagaan bagi si
aktivis dakwah itu sendiri. Sebab dakwah merupakan proses untuk mengajak orang
lain kedalam kebaikan dan menghindarkan mereka dalam kemungkaran, maka nilai –
nilai kebaikan itu sendiri seharusnya sudah terserap kedalam pribadi aktivis
dakwah tersebut, sebelum dia mulai untuk mengajak orang lain. Hal ini penting
agar si aktivis dakwah itu tidak menjadi seperti lilin yang menerangi
sekitarnya tapi justru membakar habis dirinya sendiri. Kunci dari modal yang
pertama ini adalah kemauan untuk terus memperbaiki diri.
2. Integritas
Keilmuan
Seorang
aktivis dakwah harus memiliki integritas dalam bidang keilmuan, terutama dalam
bidang keagamaan. Karena seorang aktivis dakwah akan menjadi rujukan bagi orang
– orang disekitarnya untuk mencari jawaban tentang permasalahan dalam
keagamaan. Kita memang tidak dituntut menjadi seorang yang memiliki kapasitas
keilmuan seperti imam – imam madzhab ataupun ahli – ahli tafsir dan ahli
hadist. Tapi setidaknya kita harus bisa menjadi orang – orang yang mampu
memberikan jawaban yang benar ketika mendapatkan pertanyaan – pertanyaan dari
objek dakwah kita. Pertanyaan – pertanyaan dari objek dakwah mayoritas berupa
permasalahan yang mendasar dalam islam dan lebih kepada fiqh aplikasi. Seperti permasalahan
yang sering ditemui dalam hal thaharah,shalat dan bidang – bidang fiqh lainnya
yang lebih mengarah kepada aplikasi.
Ketidakmampuan
si aktivis dakwah dalam memberikan jawaban dari pertanyaan objek dakwahnya
jelas akan mengurnagi “credit point”
dari si aktivis dakwah itu sendiri dimata objek dakwahnya. Hal ini akan berefek
kepada penerimaan seruan dari si aktivis dakwah tersebut. Tetapi jangan sampai
juga para aktivis dakwah memberikan jawaban yang asal – asalan tanpa dasar yang
benar. Kunci dari modal yang kedua ini adalah kemauan untuk terus belajar
menambah pemahaman dan memperbanyak membaca.
3. Integritas
Kemasyarakatan
Dakwah
ditujukan kepada manusia, dimana manusia yang menjadi objek dakwah merupakan
bagian dari masyarakat. Oleh karena itulah, bagi mereka yang menyebut dirinya
aktivis dakwah harus mau dan mampu terjun kedalam masyarakat dan melakakukan
proses dakwah didalamnya. Seburuk apapun kondisi masyarakat yang akan dihadapi,seorang
aktivis dakwah harus mampu masuk kedalamnya dan kalaupun tidak mampu memberikan
perubahan yang signifikan dalam masyarakat paling minimal harus mampu
mempertahankan standar keimanannya ditengah – tengah kondisi yang tidak baik
itu. Seperti yang pernah diungkapkan oleh syaikhut tarbiyah ustadz Rahmat
Abdullah “Jangan ada lagi kader yang
mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan. Mengapa tidak berkata
sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus mempenga-ruhi lingkungan
itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya.”
Jangan
ada lagi aktivis dakwah yang lebih memilih untuk menjauh dari lingkungan
disekitarnya, menikmati keimanannya sendiri tanpa ada usaha untuk memperbaiki
kondisi masyarakat disekitarnya. Jangan ada lagi aktivis dakwah yang lebih
memilih untuk menyendiri, tanpa ada usaha untuk mengajak orang – orang disekitarnya
agar juga dapat merasakan nikmatnya keimanan kepada Allah swt. Jangan ada lagi
aktivis dakwah yang hanya bisa mencela kerusakan yang terjadi dimasayarkat
sekitarnya tanpa mau melakukan sesuatu. Karena saat ini bukanlah waktunya kita
untuk mengutuki kegelapan disekitar kita, tapi saat ini adalah waktunya kita
untuk menyalakan lentera untuk menerangi sekitar kita. kunci dari modal yang
ketiga ini adalah kemauan untuk masuk dan menjadi bagian masyarakat, sebuuk
apapun kondisinya. Serta imunitas yang kuat untuk menjaga keimanan kita agar
tidak lebur dengan kondisi yang buruk.
wallahu'alam...
Labels:
aktivis dakwah,
azzam,
dakwah,
integritas,
islam,
keteladanan
Subscribe to:
Posts (Atom)